Edukasi Madu - Ada banyak artikel tentang cara menguji madu yang bisa kita temukan dimedia internet. Namun jarang pula ditemukan artikel yang benar tentang menguji madu asli.
Cara dibawah ini sering dilakukan oleh masyarakat pada umumnya untuk menguji keaslian madu.
Jika madu di kerumuni berarti tidak asli, faktanya semut adalah indikator organis (hama) dari lebah dan manusia.
Jika tembus berarti madu tidak asli, realitanya tisu/kain adalah untuk petani mengetahui kadar rasio air pada madu yang baru dipanen, bukan tes keaslian madu.
Jika madu membeku berarti tidak asli, faktanya beku dan tidaknya tergantung intensitas gula alaminya yang terbentuk dari bunga,resin dan extraflora itu sendiri.
Jika madu tidak berbuih maka tidak asli, padahal madu saat di bakar madunya sudah rusak dan 90% kandungan Madunya hilang.
jJika tidak matang berarti madu tidak asli, faktanya asam madu jika bertemu dengan lemak telur maka kedua2nya akan mengental (menggumpal).
Jika mengkeruh berarti tidak asli, padahal itu hanya dapat di lakukan dengan madu yang kelembapan/kadar air ya rendah (madu yang kental).
Cara tersebut TIDAK DIBENARKAN dalam menguji keaslian madu, sebab hasilnya tidak akurat dan tidak akan pernah sama dari semua jenis madu yang ada di Indonesia.
Kenapa tidak akurat dan tidak sama hasilnya, karena pada dasarnya madu tidak bisa DIKONSISTENKAN (Ketetapan Kondisi) yang artinya jenis dan sifat madu tidak bisa ditetapkan dengan kondisi yang sama.
Tidak bisa di konsistensikan karena Madu di Indonesia sangat beragam dan dapat dipengaruhi oleh perbedaan asal daerah, musim, jenis lebah, jenis tanaman sumber nektar, cara hidup lebah (budidaya atau liar), cara pemanenan serta cara penanganan pasca panen.
Oleh karena itu, jika ada yang menggunakan cara menguji madu seperti diatas, sama saja menilai semua jenis dan karakter madu itu sama atau tidak berbeda.
Hal ini terjadi karena adanya konspirasi teori dalam penjualan madu yang dibuat oleh penjual madu S.O.S (sintetis,oplosan,syrupan) dan madu pabrikan agar dapat mengkondisikan madu sesuai dengan selera konsumennya.
Penjual madu palsu dengan mudahnya membuat madu dengan mengambil kesempatan dari konspirasi teori tersebut yang mana mereka sudah memiliki pasarnya sendiri yaitu orang2 (konsumen) yang sudah menjadi pengikut dari pemahaman tersebut.
Jadi hanya madu yang dapat di KONSISTENKAN yang bisa mengunakan cara pengujian seperti diatas dan hal ini sangat bodoh dilakukan jika ada penjual madu menggunakan teori konspirasi tersebut apalagi mempercayai bahwa pengujian seperti itu adalah benar.
Sebenarnya selain ikut panen secara langsung untuk mengetahui keaslian madu, satu satunya cara menguji keaslian madu yaitu dengan melakukan Uji Laboratorium untuk menganalisa kandungan madu secara klinis menggunakan alat pengujian yang akurat dan dilakukan oleh ahli.
Sudah seharusnya penjual madu tidak mengunakan lagi teori konspirasi tersebut dan di gantikan TEORI EDUKASI yang bermanfaat untuk konsumen, agar konsumen paham bahwa madu terbuat secara alami dengan perantara lebah dan bukan hasil buatan manusia.
Semoga artikel ini bisa bermanfaat untuk Anda. Silahkan share kepada kerabat Anda jika berkenan.